RSS

DUA TANDA CINTA

26 Jan

Oleh : Ella Sofa

 Sebetulnya teratai adalah bunga favoritnya. Tapi karena lebih  gampang nyari mawar ketimbang teratai, maka bunga itu pun jadi lampiasan kegundahannya. Angan Luna menerawang pada masa-masa indah saat ia masih sering bersama Zein. Sempat, sebuah puisi coretan Zein dipersembahkan untuknya. Untaian kata dalam puisi itu seakan masih terukir dalam di relung-relung hatinya.

Setengah tahun sudah Luna tak bertemu dengan Zein karena cowok itu harus terbang ke Kalimantan, dapat panggilan kerja. Sementara  itu, diantara bait-bait puisi cinta yang masih menghuni hatinya, samar namun pasti tiba-tiba wajah Bima muncul, timbul tenggelam di telaga kerinduannya.

“Adduh…! Bingung aku. Sumprit! Walaupun aku belum jadian ama Zein, tapi aku tau banget ia cinta padaku. Tapi… Bima juga baek, ia suka nganterin aku ke mana-mana, habis daripada naik bus atau angkot, kan lumayan dapat gratisan. Kayaknya Bima mulai nuntut imbalan deh, walaupun ia nggak pernah bilang. Kok dia muncul-muncul aja di mimpiku?”gerutu Luna bingung setengah hidup.

“Jangan-jangan aku didukunin ama Bima…” Luna jadi ber-negative tingking.

Zein, Bima… Zein, Bima. Kelopak mawar itu dicabutinya satu-satu. Hingga kelopak terakhir.  Zein? Benarkah sesungguhnya  Zein yang paling menyayangiku? Tanya Luna dalam hati sambil melirik kue yang bentuknya bulet yang dikirim ibunya Zein. Entah apa nama kue bulet-bulet itu. Mungkin ini memang pertanda bahwa Zein jodohku. Ibunya saja suka ngirimin kue. Coba Ah!

Tangan kanan Luna langsung menyambar satu kue yang mengundang selera itu. Mulutnya membuka, dan…

“Hmm yummy, endang bambang… eh enak banget! Ini kayaknya terbuat dari singkong, diapain yah kok jadi enak gini?” gumam Luna sambil menyantap sebuah lagi, dan lagi.

Ah… Luna memang mencintai Zein. Tapi di sisi hatinya yang lain juga terselip nama Bima. Dia gak bisa milih. Tapi dia juga gak mungkin memiliki keduanya. Tidak… walaupun kue singkong ini lezat sekali, tapi bayangan Bima masih timbul tenggelam aja, nggak mau ngalah ama kiriman ibunya Zein.

Dua lelaki menawan. Ah… ia sedikit menyesal kenapa santai-santai saat Bima menawariya tumpangan hingga kini jadi kebiasaan? Karena terbiasa bersama Bima itulah, kini tiba-tiba saja bila kuliah libur, Luna jadi merindukannya. Luna kena batunya.

Luna jadi ingat sesuatu. Ia langsung masuk ke kamar dan mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Saat pamitan mengantar Luna pulang dari latihan karate, Bima memberikan sesuatu. Tapi karena begitu lelah dan ngantuk, Luna memasukkan bungkusan kotak berwarna hijau muda itu ke dalam tas. Begitu masuk kamar dan mencium bantal, ia ketiduran dan lupa dengan pemberian Bima. Sekarang ia baru ingat.

Terburu-buru dibukanya bungkusan kotak panjang mungil itu. Ada sebuah catatan.

Sedalam rasaku padamu, Luna

“Coklat…” bisik Luna.

“Romantisnya…, Ah Bima…”

Perlahan diciumnya sebatang cokelat istimewa itu. Rasanya tak rela untuk meneruskan membuka bungkusnya. Tapi… air liurnya keburu menetes. Tega tak tega cokelat itu harus diamakan juga. Semoga ini bisa lebih meyakinkanku, siapa di antara cowok-cowok itu yang paling cocok buatku. Sore itu… saat kuliah libur, Luna benar-benar menikmati waktunya dengan memanjakan lidah, mengganyah empat buah kue bulet kiriman ibunya Zein sama sebatang cokelat romantis dari Bima. Kenyang…

***

Pagi yang ceria bagi Bima. Ia mencari-cari sosok Luna di ruang kuliah. Tak ada. Ia keluar ruangan mencoba menunggu di sana. Tak kelihatan juga batang hidung tuh cewek. Bima menjadi gelisah. Tidak biasanya, pikir Bima. Kalau ada sesuatu Luna pasti memberitahukannya lewat sms atau langsung telfon. Berkali-kali Bima menghubungi tak ada yang mengangkat. Misalkan perlu tumpangan, dengan rela hati Bima akan menjemput ke rumahnya. Tiba-tiba Manusia berkacamata tebal, bersepatu mengkilat, berambut setengah botak, dan menenteng notebook  model terbaru telah ada di depan ruangan. Ia tak berkutik. Kuliah segera dimulai. Diikutinya kegiatan perkuliahan dengan perasaan berkecamuk.

***

Kuliah sesi pertama selesai. Bima mencoba menelpon lagi. Percuma, tetep nggak ada yang ngangkat. Seandainya tak ada kuis di mata kuliah sesi ke dua ini, ingin rasanya ia membolos demi mangetahui kabar pujaan hatinya.

“Hai! Luna kemana?” tanya Bima kepada Desi, teman kuliah yang lumayan dekat dengan Luna.

“Kok nanya aku? Kan akhir-akhir ini deketan ama elu daripada ama gue. Harusnya elu yang tahu…, mana mau kuis lagi.”

Kekhawatian Bima makin bertambah.

“Jangan-jangan… ia sakit Des!”

“Wah… bisa jadi ya? Tumben- tumbenan tuh anak. Bisa sakit juga rupanya. Oke, ntar abis kuis kita kesana.” Desi pun ikut khawatir juga.

***

            Di sebuah klinik Luna terbaring tak berdaya. Entah sudah berapa kali ia bolak-balik ke kamar mandi. Isi perutnya seperti dikuras sejak pagi buta tadi. Menurut dokter kemasukan kuman lewat makanan. Ia merasa sangat malang. Coklat Bimakah, atau empat buah kue ibunya Zein yang mengandung kuman? Atau jangan-jangan karena ia lupa cuci tangan setelah nyabutin kelopak mawar ya? Apes deh!

By: Ella Sofa

Profil Penulis

Ella Sofa adalah seorang penulis yang tinggal di Jepara. Hobby menulisnya telah menghasilkan beberapa karya yang terbit dalam beberapa buku antologi yaitu: Gado-Gado Cinta, 99% Cassh Cantik Sehat Shaliha, Lagu Opick Inspirasiku, Ibuku adalah Segalanya Bagiku, Dear Love, Berjuanglah Bunda Tidak Sendiri, Happy Yummy, serta sebuah novel solo berjudul: Rena, Masih ada Cahaya.

Biodata Penulis

 

Nama                          : Irkhamna Faelasofa

Nama Pena/Fb            : Ella Sofa

Jenis kelamin              : Perempuan

Tempat/ tanggal lahir  : Jepara/ 17-07-1979

Agama                        : Islam

Alamat                        : Desa Margoyoso, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

No. HP                       : Nomer Kontak ada di admin blog FLP Kudus.

E-mail                         : irkhamna.ela@gmail.com

No. Rek                      :

Karya yang Diterbitkan

1. Gado-Gado Cinta (Antologi- Leutika Prio)

2. Lagu Opick Inspirasiku (Antologi-Leutika Publisher)

3. 99% Cassh Cantik Sehat Salikha (Antologi-Leutika Publisher)

4. Dear Love (Antologi-Hasfa Publisher)

5. Berjuanglah Bunda Tidak Sendiri (Antologi- Elex Media Komputindo Gramedia)

6. Rena, Masih ada Cahaya (Novel Pemenang, Leutika Prio)

7. Happy Yummy (Antologi, leutika Prio)

8. Segalanya Bagiku (Antologi, Leutika)

 
3 Comments

Posted by on January 26, 2012 in Cerita Pendek

 

3 responses to “DUA TANDA CINTA

  1. hamimatul ubudyah

    May 21, 2012 at 7:07 pm

    mb kenapa gak diadakan flp jepara kenapa mb ela ikutan flp kudus masih sebelumnya

     
    • Forum Lingkar Pena Kudus

      May 21, 2012 at 9:14 pm

      maen ke kudus dulu mbak. nanti kita bicarakan di pertemnuan FLP Kudus. banyak kok yang dari jepara.

       
    • Forum Lingkar Pena Kudus

      July 26, 2012 at 12:19 pm

      untuk flp jepara, mungkin beberapa tahun lagi. penguatan internal dulu. karena sayang jika flp jepara didirikan sekarang namun minin anggota…salam.

       

Leave a reply to hamimatul ubudyah Cancel reply